• Thu. Nov 21st, 2024

Tips Digital Marketing

Tips & Tutorial Digital Marketing

Selalu Ada Satu Pertanyaan: Momen Tak Terelakkan Bersama Penerjemah

ByDigital

Jul 12, 2023
Selalu Ada Satu Pertanyaan: Momen Tak Terelakkan Bersama Penerjemah

Setiap kali saya berjumpa dengan penerjemah, momen yang tak terelakkan selalu hadir. Di tengah suasana yang tenang, ia tak pernah gagal menyapa dengan satu pertanyaan yang selalu terdengar. "Hari ini cuaca cerah, ya?" ucapnya sambil memasuki ruangan. Meskipun pertanyaan itu sederhana, rasanya seperti bagian yang tak terpisahkan dari setiap pertemuan kami.

Pada awalnya, saya selalu memberikan respon dengan menjawab pertanyaan tersebut. Saya berpikir mungkin ia menginginkan suatu dialog atau sekadar memulai percakapan. Namun, seiring berjalannya waktu, saya mulai menyadari bahwa pertanyaan itu mungkin bukanlah hal yang harus dijawab secara harfiah. Ia seperti sebuah kalimat pengantar yang tak memerlukan tanggapan yang konkret.

Selalu Ada Satu Pertanyaan: Momen Tak Terelakkan Bersama Penerjemah

Terkadang, saya merasa penasaran dengan kekurangan kreativitas sang penerjemah. Setiap hari, ia selalu mengulang pertanyaan yang sama. Mengapa ia tidak mencoba menyampaikan sapaan yang lebih menarik atau berbeda? Apakah tidak ada cara lain untuk menyapa, seperti "Senyummu begitu memikat hari ini" atau kata-kata lain yang bisa memberikan nuansa yang berbeda? Seharusnya ia menyadari bahwa kalimat-kalimat klise kurang menarik bagi saya.

Setiap kali sang penerjemah tiba, matanya dengan cepat menangkap bahwa saya sedang asyik membaca buku. Pada dasarnya, itu sudah menjadi jawaban yang jelas. Saya tentu saja tidak sedang baru bangun tidur. Setiap kali ia datang, pintu sudah terbuka, lantai sudah bersih, dan buku-buku sudah rapi di rak. Semuanya adalah hasil kerja saya sendiri. Tidak ada orang lain yang akan melakukannya. Namun, sang penerjemah tetap datang dengan sapaan yang basi dan mengganggu.

Saya sering berharap agar suatu hari nanti ia mengubah kalimat sapaannya. Saya berharap ia menyadari bahwa saya sudah menyelesaikan membaca satu buku ketika ia tiba. Saya ingin dia tahu bahwa sejak pagi saya sudah membersihkan lantai dan mengatur buku-buku di rak, meskipun saya belum sempat mandi. Namun, harapan itu selalu pupus. Hari ini dan besoknya, ia tetap menggunakan kalimat yang sama.

Terkadang, saya berpikir untuk mandi lebih awal sebelum membersihkan ruangan perpustakaan dan toko buku. Namun, kemudian saya kembali berpikir. Jika saya melakukannya, mungkin jasa penerjemah akan berkata, "Anda terlihat berbeda hari ini. Sudah mandi pagi, ya?" Itu akan lebih menyakitkan. Ah, biarlah ia menemukan jawabannya sendiri. Yang pasti, saya selalu bangun pagi—beberapa jam sebelum ia datang.

Selalu ada satu pertanyaan yang tak terelakkan, mengiringi setiap momen bersama sang penerjemah. Meskipun sederhana, momen itu memiliki makna tersendiri. Meski kadang terasa monoton, saya belajar menerima pola komunikasinya yang khas. Saya belajar melihat di balik kata-katanya dan menghargai momen yang tercipta dalam percakapan kita.

By Digital